18 Mei 2012

FAKTA DI BALIK PENDERITAAN ORANG YANG MENGASIHI TUHAN


Oprah Winfrey, adalah presenter talkshow tervavorit.  Ia lahir di Missipi- Amerika serikat pada tanggal 29 januari 1954. Oprah dikenal sebagai anak yang rajin membaca Alkitab. Ayahnya selalu memintanya membuat ringkasan-ringkasan dari Alkitab setiap hari. 
           Namun dimasa kecilnya Oprah mengalami suatu penderitaan yang sangat memalukan dirinya. Ketika ia berusia 9 tahun, ia diperkosa oleh saudara sepupunya. Dan pada usia 13 tahun, ia harus menerima kenyataan, bahwa ia dihamili saudara sepupunya. Oprah sangat menderita dengan peristiwa itu. Namun, lukanya yang terdalam, ternyata menjadi pengalaman termahal,  yang kemudian menolong banyak orang. Ia berhasil memberi “jalan keluar”  bagi ribuan orang yang mengalami penderitaan hidup, melalui acara Televisi yang ia pandu.
Penderitaan dapat menimpa siapa saja. Orang-orangya Allah dalam Alkitab kerap mengalami penderitaan. Ayub adalah seorang yang saleh, namun suatu hari ia kehilangan segala kepunyaannya. Daud berkali-kali memberitahu, bahwa ia sangat menderita. Bahkan Yesus Kristus, menanggung bantahan dan penderitaan selama Ia hidup di dunia.

         Alkitab berkata: Penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan, sungguh banyak. Itulah sebabnya terkadang kita tergoda untuk berkata “Aku susah, aku sedih, aku kecewa” Kita berdoa untuk meminta agar penderitaan tidak menimpa kita, tetapi rumusan ini sepertinya tidak berhasil. Beberapa orang kecewa dengan gereja, kecewa dengan hamba Tuhan, bahkan kecewa dengan Tuhan, karena merasakan penderitaannya tidak teratasi. Alasan utama dari semua itu adalah, kita lupa bahwa Allah bekerja melalui penderitaan. Allah punya alasan yang lebih tepat. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui Alasan Allah, di balik penderitaan orang yang mengasihi Dia.

Dalam Roma 8:28, Rasul Paulus mengungkap 3 Fakta dibalik penderitaan orang-orang yang mengasihi Allah:

1.   Ayat 28a “Kita tahu sekarang” Fakta pertama adalah, dibalik setiap penderitaan, ada suatu pelajaran. 

     "Entah Anda menyadarinya atau tidak, setiap kali Anda memasuki suatu masalah, Allah selalu mempunyai hal-hal yang ingin Ia ajarkan kepada Anda, dan kepada orang lain melalui Anda"

          Dalam bahasa Yunani, kata “Tahu”, disebut “Oida” yang artinya mengetahui dari mengalami, tahu pasti, karena sudah mengalami. Paulus telah mengalami segudang duka, dan sampai pada titik ini, ia berkata: “Now we know…Sekarang kita tahu” Ungkapan ini menunjukan bahwa dibalik penderitaan orang yang mengasihi Tuhan, ada suatu pelajaran. Allah mengijinkan kita menderita, agar kita belajar sesuatu yang pasti,  melalui pengalaman. Allah tidak pernah bermaksud agar kita hanya berteori tentang diri-Nya, tetapi Dia ingin orang-orang yang mengasihi-Nya mengalami sesuatu tentang diri-Nya.  Inilah Alasan pertama, mengapa Allah begitu setia mengijinkan penderitaan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya. 

Alkitab memberitahu beberapa hal tentang Allah yang akan kita tahu, saat kita menderita. Pertama, kita tahu bahwa Firman Allah itu tetap. Daud berkata: “Tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.(Maz 119:71) “Ketetapan-ketetapan” adalah  Apa yang Allah Firmankan, dan firman itu tidak berubah-ubah. Jika Ia berfirman bahwa “Aku menyertai engkau”  itu tidak berubah dalam keadaan apapun, dan sampai kapanpun. Ia benar-benar menyertai Anda. Itulah ketetapan.  Belajar ketetapan-ketetapan Allah, berarti tahu, bahwa Apa yang telah Allah Firmankan itu tidak akan berubah, benar-benar terjadi seperti yang Dia Firmankan. Jadi dalam penderitaan, kita belajar, bahwa apa yang Allah firmankan itu tetap, dan tidak berubah. Kedua, setelah Ayub sekian lama berkubang dalam penderitaan, pada ahirnya ia berkata: “Aku tahu,bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ay 42:1) Pelajaran kedua tentang Allah, yang kita tahu dalam suatu penderitaan adalah, bahwa Allah itu sanggup, karena itu Ia tidak akan gagal. Kisah Oprah Winfrey, menunjukan bahwa manusia bisa saja gagal, karena  hal yang tidak sanggup ia kendalikan. Tetapi sebaliknya kesuksesan Oprah, menunjukan bahwa, Allah itu sanggup, karena itu Ia tidak akan gagal untuk  membaikan hidup orang-orang yang mengasihi Dia. Ketiga, saat Musa dan bangsa Israel di perhadapkan dengan laut Taberau, Allah mengeraskan hati raja Mesir, beserta 600 pasukan berkuda, sehingga mereka mengejar orang Israel. Dan Allah memberitahu Musa, bahwa hal itu Ia lakukan, untuk menyatakan kemuliaan-Nya, dan supaya orang Mesir tahu, bahwa “Akulah Tuhan” (Kel: 14:17-18) Jadi hal ketiga yang kita pelajari dalam suatu penderitaan adalah, bahwa Allah ingin menyatakan kemuliaan-Nya, supaya semua orang tahu, bahwa Dialah Tuhan. Seringkali kebesaran dan kehebatan-kehebatan Allah nyata disaat kita tidak tahu jalan mana yang harus kita tempuh. Penderitaan, selalu akan mengajari kita sesuatu tentang Allah.

2.    Ayat 28b.” Bahwa Allah turut bekerja….untuk mendatangkan kebaikan”
Fakta kedua dibalik penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan ialah, bahwa penderitaan mendatangkan kebaikan bagi kita. 

"Allah selalu mempunyai kebaikan, bahkan ditengah keburukan"

        Rasul Paulus berkata: “..Apa yang terjadi atasku ini, justru telah menyebabkan kemajuan Injil” (Fil: 2:12). Yakub menjadi lebih baik, dan lebih diberkati, setelah pangkal pahanya dipatahkan Tuhan. Oprah Winfrey, menjadi lebih bijaksana, setelah mengalami penderitaan yang memalukan. Itulah sebabnya penulis surat Ibrani berkata, “Dia menghajar kita, untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr: 12:10b). Ada banyak orang hari ini berdiri dan bersaksi; “Jikalau dulu Allah tidak mengijinkan Aku mengalami ini…,mungkin Aku tidak jadi lebih baik”Allah mempunyai kebaikan dibalik penderitaan kita. Ia mengijinkan kita menderita hari ini, karena Ia tahu bahwa melalui suatu penderitaan, kita akan menjadi lebih baik. 

3.     Ayat 28c “Bagi mereka yang mengasihi Dia, dan yang terpanggil menurut rencana-Nya”
Fakta ketiga dibalik penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan, ialah, bahwa, penderitaan merupakan proses, agar kita menjadi seperti yang Allah maksudkan.

"Allah tidak pernah memboroskan sesuatu. Apapun yang Ia lakukan, selalu ada suatu tujuan"

       Pada saat Allah memanggil kita untuk mengikuti-Nya, kita hanya perlu mengambil sebuah keputusan, Ya, atau tidak untuk mengikuti Dia. Dan selanjutnya, kita akan menjadi seperti yang Dia maksudkan. Anda dan saya, bisa mengikut Kristus puluhan tahun, tanpa menjadi seperti yang Dia maksudkan. Seperti Rick Warren berkata “Keindahan hidup orang percaya, bukan seberapa lama kita mengikut Kristus, tetapi seberapa banyak kita menyerupai Dia” Menjadi seperti yang Allah maksudkan, berarti menjadi serupa dengan Kristus, dalam sikap, dan tingkah laku. Inilah Tujuan Dia memanggil kita.
           Rencana Allah bagi Anda, adalah perkara serius Allah dalam kehidupan Anda. Yeremia 29:11 berkata, Allah merencanakan kebaikan-kebaikan bagi kita, dan bukan derita dan malapetaka. Dia tidak menciptakan kita untuk menjadi apa yang kita mau, tetapi Dia membentuk kita, untuk menjadi seperti apa yang Ia mau. Itulah sebabnya Yesus mau menjadi seperti kita, agar kita mampu menjadi seperti Dia. Dan untuk menjadi seperti yang Dia maksudkan, kita harus melalui proses. Oleh sebab itu, Dia turut bekerja melalui pendeitaan-penderitaan, untuk memproses setiap kita, menjadi seperti yang telah Dia rencanakan, jika kita bertahan dalam setiap penderitaan yang kita alami, hal itu akan membaikan kita seperti yang telah Dia umumkan. Karena itu, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, karena tidak untuk selama-lamanya Ia mengucilkan, sebab walaui Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya."

***
 TUHAN YESUS MEMBERKATI
By: Ayub Melkior S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar