6 Jun 2012

LIDAH DAN KUASA PERKATAAN


LIDAH DAN KUASA PERKATAAN
Yakobus 3:1-12

Lidah manusia adalah struktur berotot yang terletak pada bagian lantai mulut, yang digunakan untuk berbicara, makan dan mencicipi rasa. Dengan bantuan organ penghasil suara lainnya, lidah berperan untuk menghasilkan huruf-huruf ketika kita bersuara. Dengan adanya lidah, kita dapat membentuk huruf-huruf yang akan diucapkan, sesuai dengan keinginan kita. Tanpa lidah, seseorang sulit dimengerti saat berbicara.

Selain itu, Allah menciptkan lidah dengan maksud agar manusia dapat memuji-Nya, berkata-kata dengan-Nya dan berkata-kata dengan sesama. Tidak peduli kapan saja, lidah dapat mengucapkan kata yang baik dan yang kotor. Oleh sebab itu, lidah perlu untuk di jaga.

Yakobus memberitahu kita tentang lidah, bahwa walaupun lidah adalah anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar. Lidah bagaikan api yang membakar hutan yang besar, ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Itulah sebabnya Alkitab memperingatkan kita bahwa: “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir akan ditimpa kebinasaan” (Ams 13:12)

 Mengapa Lidah atau perkataan perlu dijaga?
Ada Empat alasan “lidah perlu dijaga”:

Pertama,   Amsal 13:2aDari buah mulutnya, seseorang akan makan yang baik…”

“Perkataan Anda adalah benih yang ditaburkan dan akan berbuah mengikuti Anda”

Lidah menghasilkan perkataan, dan di  dalam perkataan, ada kekuatan yang tersimpan, yang menghasilkan “buah”, dan akan Anda nikmati dalam kehidupan. Setiap perkataan, entah yang positif, atau negatif berdampak bagi hidup. Firman Tuhan mengatakan, bahwa perkataan memberi buah kepada kita. Sebab itu, penting bagi kita, untuk berkata-kata seperti apa yang Firman Tuhan katakan mengenai kita. Bila kita lelah, katakanlah “Aku kuat di dalam Kristus”, saat tertekan, katakanlah “Dalam Kristus aku mampu tanggung segala perkara”, Jika kita berkekurangan, katakanlah “Allahku akan mencukupkan segala keperluan dan kebutuhanku menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya”, saat kita sakit, katakanlah “Oleh bilur-bilur-Nya Aku sembuh”!

Memperkatakan Firman Tuhan akan membentuk kehidupan kita, dari yang tidak ada, menjadi ada, yang tidak tahu menjadi berhikmat, yang lemah menjadi kuat, yang sakit menjadi sehat, dan yang tidak mampu menjadi bisa. Selalu ada buah dalam perkataan kita. Oleh sebab itu, Jika Anda menginginkan yang baik, maka memperkatakan hal-hal yang baik, adalah kunci mengalami yang baik.

Jika ada bagian-bagian dalam hidup Anda, yang membutuhkan perubahan, ucapkanlah “senjata kebenaran” yaitu Firman Tuhan. Hal itu akan membawa perubahan dalam hidup Anda. Ucapkanlah apa yang dijanjikan Tuhan tentang Anda, dan Tuhan akan memanifestasikannya dalam hidup Anda.

Kedua, I Petrus 3: 8-10 “…..Siapa yang mau mencintai hidup, dan mau melihat hari-hari baik ia harus menjaga lidahnya…..”

Perkataan Anda,  menentukan hidup Anda berhasil atau terkutuk”.

Perkataan sama seperti doa kita. Kebenaran, kebaikan, dan kesucian, yang kita katakan melalui mulut, akan mendatangkan berkat bagi kita. Sebaliknya kenajisan, kejorokan, kekwatiran, dan kesalahan yang kita ucapkan, akan mendatangkan kutuk dalam kehidupan.

Pada saat perkataan berkat diucapkan, berkat itu mengembang menjadi suatu tudung, yang menyulubungi kita di dalamnya, sehingga hidup kita selalu berada dalam situasi berkat Allah. Demikian juga dengan kutuk. Disaat suatu perkatan yang mengandung kutuk diucapkan. Kutuk itu akan menjadi seperti racun yang menyebar ke seluruh saraf, sehingga ia akan melemahkan kehidupan kita, dan pada akhirnya mencelakai kehidupan kita. Itulah sebabnya Alkitab berkata: “Hidup dan mati dikuasai lidah. Siapa menggemakannya, akan memakan buahnya” (Ams 18:21)

Gemakanlah perkataan yang baik, agar kehidupan kita berada dalam lingkupan berkat Allah, maka sepanjang kehidupan, kita akan mengalami dan menikmati yang baik. Jagalah bibir mulut Anda dari perkataan yang jahat, dan mengutuk, supaya hidup Anda jangan berada dalam penderitaan dan kutuk. 

Ada beberapa cara menjaga lidah kita. Pertama, sebelum Anda mengatakan sesuatu, pikirkanlah bahwa Benarkah apa yang saya katakan ini? Banyak perkataan yang enak di dengar, namun itu berasal dari informasi yang tidak benar. Kedua, pantaskah apa yang saya katakan ini? Banyak perkataan sesuai dengan situasi untuk diucapkan, namun sebenarnya tidak pantas untuk diutarakan. Misalnya kita melihat seseorang yang sering sakit, adalah tidak pantas kita berkata: “kamu selalu penyakitan” Ini akan melukai hatinya. Ketiga, pentingkah apa yang saya katakan ini? Terkadang ada hal yang nyata, namun tidak penting untuk dikatakan. Dan yang keempat, bergunakah apa yang saya katakan ini? Banyak perkataan yang sebenarnya tidak berguna untuk dikatakan. Dengan proses empat langkah ini, kita dapat menjaga lidah kita dari setiap perkataan yang sia-sia.

Ketiga, Bilangan 14:28 “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan, bahwasannya seperti yang kamu katakana di hadapan-Ku, demikianlah akan Ku lakukan kepadamu”

Alasan ketiga, mengapa perkataan perlu dijaga?
 “Karena Allah memperlakukan kita, sesuai dengan apa yang kita katakan ”

Bentuk penghargaan kita kepada perjanjian Allah, adalah dengan mengeluarkan perkataan yang sesuai dengan Firman-Nya.

Pada saat bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Allah berjanji akan membawa mereka ke Negri yang penuh dengan susu dan madu. Kendatipun demikian, harapan-harapan bangsa Israel kepada Allah,  menjadi luntur lantaran tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Lalu dengan sungut-sungut mereka menatap Musa dan berkata: “Lebih baik kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapa kamu membawa kami ke negri ini supaya kami tewas oleh pedang?” Dan Alkitab memberitahu kita bahwa Allah memperlakukan mereka seperti yang mereka katakan. Dari angkatan yang keluar dari tanah Mesir, semuanya tewas di padang gurun, kecuali Yosua, dan Kaleb.

Pada saat kita ada dalam sebuah pergumulan, biasanya kita tergoda untuk mengatakan sesuatu. Pertimbangkanlah ini! Bahwa Allah akan memperlakukan kita seperti apa yang kita katakan. Perkataan kita selalu didengar oleh telinga yang Maha Kuasa. Dan apa yang kita katakan, akan menggerakkan tangan Tuhan untuk melakukannya kepada kita.

Keempat, Matius 12: 36-37 “…..Setiap kata-kata yang sia-sia, yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum”

Alasan yang keempat mengapa perkataan perlu dijaga?
“Karena setiap perkataan, dipertanggung jawabkan bahkan diakhirat”.

Allah akan meminta,  setiap kita mempertanggung jawabkan perkataan kita di hadapan-Nya. Kita semua tentu akan meninggalkan dunia ini, dan pada saat kita berada di hadapan Allah untuk dihakimi, setiap kita akan diminta untuk bertanggung jawab atas apa yang telah kita katakan selama hidup di dunia. Berapa banyak kita berkata-kata selama kita hidup di dunia akan dihitung oleh Allah. Tiada satupun kata yang telah kita ucapkan, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap orang lain, maupun terhadap Tuhan, yang tidak akan dibukakan. Semuanya akan terpampang di hadapan Allah. “Mengapa” kita mengatakan itu, dan “Untuk apa” kita katakan itu, akan ditanyakan oleh Allah. Dan Allah akan meminta kita untuk memberikan pertanggungjawaban atas setiap perkataan itu. Bila kita telah mengatakan yang baik, maka kita akan diperlakukan baik, dan jika kita telah mengatakan yang jahat, maka kita akan dihukum, sesuai apa yang kita katakan.

Oleh sebab itu, perkataan kita selama hidup, merupakan bagian penting dari kehidupan. Seperti apa kita ingin hidup baik di hari ini, maupun di hari yang akan datang, sama pentingnya dengan apa yang kita katakan  setiap hari. Karena itu menjaga lidah kita setiap hari, adalah cara terbaik memelihara hidup. 



***
TUHAN YESUS MEMBERKATI

By: Ayub Melkior,  S. Th