Oprah Winfrey, adalah presenter talkshow tervavorit. Ia lahir di Missipi- Amerika serikat pada tanggal 29 januari 1954. Oprah dikenal sebagai anak yang rajin membaca Alkitab. Ayahnya selalu memintanya membuat ringkasan-ringkasan dari Alkitab setiap hari.
Namun
dimasa kecilnya Oprah mengalami suatu penderitaan yang sangat memalukan
dirinya. Ketika ia berusia 9 tahun, ia diperkosa oleh saudara sepupunya. Dan
pada usia 13 tahun, ia harus menerima kenyataan, bahwa ia dihamili saudara
sepupunya. Oprah sangat menderita dengan peristiwa itu. Namun, lukanya yang
terdalam, ternyata menjadi pengalaman termahal, yang kemudian menolong banyak orang. Ia
berhasil memberi “jalan keluar” bagi
ribuan orang yang mengalami penderitaan hidup, melalui acara Televisi yang ia
pandu.
Penderitaan
dapat menimpa siapa saja. Orang-orangya Allah dalam Alkitab kerap mengalami
penderitaan. Ayub adalah seorang yang saleh, namun suatu hari ia kehilangan
segala kepunyaannya. Daud berkali-kali memberitahu, bahwa ia sangat menderita.
Bahkan Yesus Kristus, menanggung bantahan dan penderitaan selama Ia hidup di
dunia.
Alkitab
berkata: Penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan, sungguh banyak. Itulah
sebabnya terkadang kita tergoda untuk berkata “Aku susah, aku sedih, aku kecewa”
Kita berdoa untuk meminta agar penderitaan tidak menimpa kita, tetapi rumusan
ini sepertinya tidak berhasil. Beberapa orang kecewa dengan gereja, kecewa
dengan hamba Tuhan, bahkan kecewa dengan Tuhan, karena merasakan penderitaannya
tidak teratasi. Alasan utama dari semua itu adalah, kita lupa bahwa Allah
bekerja melalui penderitaan. Allah punya alasan yang lebih tepat. Oleh sebab
itu, penting bagi kita untuk mengetahui Alasan Allah, di balik penderitaan
orang yang mengasihi Dia.
Dalam
Roma 8:28, Rasul Paulus mengungkap 3 Fakta dibalik penderitaan orang-orang yang
mengasihi Allah:
1. Ayat 28a
“Kita tahu sekarang” Fakta pertama adalah, dibalik setiap penderitaan, ada suatu pelajaran.
"Entah Anda menyadarinya atau tidak, setiap kali Anda memasuki suatu masalah, Allah selalu mempunyai hal-hal yang ingin Ia ajarkan kepada Anda, dan kepada orang lain melalui Anda"
Dalam bahasa Yunani, kata “Tahu”, disebut “Oida” yang artinya
mengetahui dari mengalami, tahu pasti, karena sudah mengalami. Paulus telah
mengalami segudang duka, dan sampai pada titik ini, ia berkata: “Now we
know…Sekarang kita tahu” Ungkapan ini menunjukan bahwa dibalik penderitaan
orang yang mengasihi Tuhan, ada suatu pelajaran. Allah mengijinkan kita menderita,
agar kita belajar sesuatu yang pasti,
melalui pengalaman. Allah tidak pernah bermaksud agar kita hanya
berteori tentang diri-Nya, tetapi Dia ingin orang-orang yang mengasihi-Nya
mengalami sesuatu tentang diri-Nya. Inilah Alasan pertama, mengapa Allah begitu
setia mengijinkan penderitaan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.
Alkitab
memberitahu beberapa hal tentang Allah yang akan kita tahu, saat kita
menderita. Pertama, kita tahu bahwa Firman Allah itu tetap. Daud berkata: “Tertindas itu baik bagiku, supaya aku
belajar ketetapan-ketetapan-Mu.(Maz 119:71) “Ketetapan-ketetapan”
adalah Apa yang Allah Firmankan, dan
firman itu tidak berubah-ubah. Jika Ia berfirman bahwa “Aku menyertai engkau” itu tidak berubah dalam keadaan apapun, dan
sampai kapanpun. Ia benar-benar menyertai Anda. Itulah ketetapan. Belajar ketetapan-ketetapan Allah, berarti
tahu, bahwa Apa yang telah Allah Firmankan itu tidak akan berubah, benar-benar
terjadi seperti yang Dia Firmankan. Jadi dalam penderitaan, kita belajar, bahwa
apa yang Allah firmankan itu tetap, dan tidak berubah. Kedua, setelah Ayub
sekian lama berkubang dalam penderitaan, pada ahirnya ia berkata: “Aku tahu,bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ay 42:1) Pelajaran
kedua tentang Allah, yang kita tahu dalam suatu penderitaan adalah, bahwa Allah
itu sanggup, karena itu Ia tidak akan gagal. Kisah Oprah Winfrey, menunjukan
bahwa manusia bisa saja gagal, karena
hal yang tidak sanggup ia kendalikan. Tetapi sebaliknya kesuksesan
Oprah, menunjukan bahwa, Allah itu sanggup, karena itu Ia tidak akan gagal
untuk membaikan hidup orang-orang yang
mengasihi Dia. Ketiga, saat Musa dan bangsa Israel di perhadapkan dengan laut
Taberau, Allah mengeraskan hati raja Mesir, beserta 600 pasukan berkuda, sehingga
mereka mengejar orang Israel. Dan Allah memberitahu Musa, bahwa hal itu Ia
lakukan, untuk menyatakan kemuliaan-Nya, dan supaya orang Mesir tahu, bahwa
“Akulah Tuhan” (Kel: 14:17-18) Jadi hal ketiga yang kita pelajari dalam suatu
penderitaan adalah, bahwa Allah ingin menyatakan kemuliaan-Nya, supaya semua
orang tahu, bahwa Dialah Tuhan. Seringkali kebesaran dan kehebatan-kehebatan
Allah nyata disaat kita tidak tahu jalan mana yang harus kita tempuh.
Penderitaan, selalu akan mengajari kita sesuatu tentang Allah.
2. Ayat 28b.”
Bahwa Allah turut bekerja….untuk mendatangkan kebaikan”
Fakta kedua dibalik penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan ialah,
bahwa penderitaan mendatangkan kebaikan bagi kita.
"Allah selalu mempunyai kebaikan, bahkan ditengah keburukan"
Rasul Paulus berkata: “..Apa yang terjadi atasku ini, justru telah
menyebabkan kemajuan Injil” (Fil: 2:12). Yakub menjadi lebih baik, dan lebih
diberkati, setelah pangkal pahanya dipatahkan Tuhan. Oprah Winfrey, menjadi
lebih bijaksana, setelah mengalami penderitaan yang memalukan. Itulah sebabnya
penulis surat Ibrani berkata, “Dia menghajar kita, untuk kebaikan kita, supaya
kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr: 12:10b). Ada banyak orang hari
ini berdiri dan bersaksi; “Jikalau dulu Allah tidak mengijinkan Aku mengalami
ini…,mungkin Aku tidak jadi lebih baik”Allah mempunyai kebaikan dibalik
penderitaan kita. Ia mengijinkan kita menderita hari ini, karena Ia tahu bahwa
melalui suatu penderitaan, kita akan menjadi lebih baik.
3. Ayat 28c
“Bagi mereka yang mengasihi Dia, dan yang terpanggil menurut rencana-Nya”
Fakta ketiga dibalik penderitaan orang-orang yang mengasihi Tuhan,
ialah, bahwa, penderitaan merupakan proses, agar kita menjadi seperti yang
Allah maksudkan.
"Allah tidak pernah memboroskan sesuatu. Apapun yang Ia lakukan, selalu ada suatu tujuan"
Pada saat Allah memanggil kita untuk mengikuti-Nya, kita hanya perlu
mengambil sebuah keputusan, Ya, atau tidak untuk mengikuti Dia. Dan
selanjutnya, kita akan menjadi seperti yang Dia maksudkan. Anda dan saya, bisa
mengikut Kristus puluhan tahun, tanpa menjadi seperti yang Dia maksudkan. Seperti
Rick Warren berkata “Keindahan hidup orang percaya, bukan seberapa lama kita
mengikut Kristus, tetapi seberapa banyak kita menyerupai Dia” Menjadi seperti
yang Allah maksudkan, berarti menjadi serupa dengan Kristus, dalam sikap, dan
tingkah laku. Inilah Tujuan Dia memanggil kita.
Rencana Allah bagi Anda, adalah perkara serius Allah dalam
kehidupan Anda. Yeremia 29:11 berkata, Allah merencanakan kebaikan-kebaikan
bagi kita, dan bukan derita dan malapetaka. Dia tidak menciptakan kita untuk
menjadi apa yang kita mau, tetapi Dia membentuk kita, untuk menjadi seperti apa
yang Ia mau. Itulah sebabnya Yesus mau
menjadi seperti kita, agar kita mampu
menjadi seperti Dia. Dan untuk menjadi seperti yang Dia maksudkan, kita harus
melalui proses. Oleh sebab itu, Dia turut bekerja melalui pendeitaan-penderitaan,
untuk memproses setiap kita, menjadi seperti yang telah Dia rencanakan, jika
kita bertahan dalam setiap penderitaan yang kita alami, hal itu akan membaikan
kita seperti yang telah Dia umumkan. Karena itu, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
karena tidak untuk selama-lamanya Ia mengucilkan, sebab walaui Ia mendatangkan
susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya."
***
TUHAN YESUS MEMBERKATI
By: Ayub Melkior S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar