18 Mei 2012

MENGAPA AKU ADA DALAM MASALAH?


                                           MENGAPA AKU DALAM MASALAH?
                                                         (Seri I dari Kis 27) 

"Tidak semua peristiwa yang terjadi adalah Rencana Allah, namun tidak ada peristiwa yang terjadi tanpa diijinkan Tuhan" -Patti Ginting-

Alkitab menjelaskan bahwa ada tiga jenis masalah dalam kehidupan. Masalah akibat kesalahan sendiri, (seperti Simson, dan masalah-masalah yang ditimbulkan dirinya sendiri),  Masalah yang disebabkan oleh orang lain. (Seperti Daud, yang dikejar-kejar Saul untuk dibunuh), dan masalah  yang didatangkan oleh Allah,(Seperti  Nuh dan Air bah). Orang Kristen yang beriman, biasanya dapat menerima jenis masalah kedua, dan ketiga. Tetapi jenis masalah pertama, yaitu badai yang disebabkan oleh diri sendiri, biasanya sangat mengecewakan. Orang-orang menyesal, setelah mengetahui dirinya ada dalam suatu masalah,  oleh karena kesalahannya sendiri. Sebab itu,  kebanyakan kita tidak tertarik,  untuk memeriksa kebenaran-kebenaran mengenai sebab-sebab,  yang membawa diri kita sendiri masuk dalam suatu kekacauan.
            Dalam Kis 27:1-13,  Alkitab menceritakan bahwa Allah menempatkan Paulus, sebagai seorang tawanan, di atas kapal, yang berlayar menuju Italia. (Ay 6) Saat di atas kapal, Paulus memperingatkan para awak kapal, katanya: “Saudara-saudara, aku melihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran, dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan, dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita” (Ay 10). Tetapi mereka tetap berlayar menyongsong badai! Anda dapat melihat, inilah yang dimaksud dengan badai yang disebabkan oleh diri sendiri.  Dan melalui kisah ini, kita dapat mempelajari mengapa seseorang dapat masuk dalam badai yang disebabkan oleh diri sendiri.
         Ada 3 alasan mengapa seseorang masuk ke dalam sebuah kekacauan, entah itu ribuan tahun yang lalu dalam kisah para rasul, maupun hari ini, dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, Ayat 11:  “Tetapi Perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nahkoda, dari pada kepada perkataan Paulus”

        Alasan pertama, yang membuat kita masuk dalam kekacauan adalah, kita mendengarkan ahli-ahli  yang salah.  
          Ada banyak gagasan gila di dunia. Seseorang akan berkata, Kunci menuju hidup adalah dengan makan pisang, dan minum Sprite, orang lain akan muncul dan berkata, bukan kunci menuju kenyamanan adalah dengan minum anggur, dan makan daging. Beberapa berkata: Kunci menuju kehidupan adalah, dengan membeli kaset-kaset kami. Yang saya maksudkan ialah, bahwa, sepertinya setiap orang mempunyai suatu jalan, mereka mempunyai suatu pendapat ahli. Tetapi faktanya adalah para ahli sering salah. 

          Perlu kita ketahui, bahwa para ahli bekerja  dengan cara, mereka pergi , dan menanyakan orang-orang tentang pendapat mereka, sampai mereka menemukan seseorang yang sejalan dengan mereka, lalu itu diakumulasikan, dan disimpulkan sebagai kebenaran. Ini bukanlah kebenaran! Alkitab memberitahu kita, bahwa kebenaran yang sesungguhnya ialah apa yang keluar dari mulut Allah. Anda boleh bergembira dengan berbagai informasi tentang kehidupan, nasihat moral, motivasi sukses, dan pengembangan ilmu, tetapi ingatlah, bahwa tak selamanya itu adalah kebenaran. Hanya Firman Tuhan yang ada dalam Alkitab, itulah pelita bagi kaki, dan terang bagi jalan Anda. Segala tulisan yang diilhamkan Allah, itulah yang bermanfaat untuk mendidik, mengajar, menasihati, dan menuntun Anda kepada kehidupan.
Pada saat Anda mengabaikan Firman Allah, dan memilih untuk lebih mempercayai nasihat para ahli, Anda membawa diri ke dalam kekacauan. Tetapi, Siapa memperhatikan Firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan”. Ams 16:20

Kedua, Ayat 12: “Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus, dan mencoba mencapai kota Feniks…”

         Alasan kedua, yang membuat kita masuk dalam suatu kekacauan adalah, karena kita menganggap suara terbanyak adalah kebenaran. 

           Faktanya adalah mayoritas sering salah! Ketika Musa memimpin umat Israel, sebagian besar dari mereka, ingin kembali ke Mesir. Tetapi mereka salah! Mula-mula Indonesia  ingin merdeka, sebagian besar rakyat Indonesia tidak setuju. Tetapi mereka salah! Daftar ini bisa diperpanjang, untuk memberitahu kepada Anda, bahwa mayoritas, tidak selalu benar! 

          Kita dapat membawa diri kita ke dalam kekacauan besar, dengan mengikuti pendapat yang menonjol, gagasan-gasan yang paling popular. Suara terbanyak bisa menciptakan sebuah aturan, tetapi tidak untuk prinsip, dan Allah tidak pernah bermaksud agar umat-Nya membangun dirinya atas aturan-aturan, tetapi yang paling Ia kehendaki ialah kita membangun diri atas prinsip-prinsip yang benar. Alkitab telah ditulis, untuk memberitahu kita, bagaimana kita harus hidup, apa yang harus kita hindari, dan apa yang harus kita patuhi. Mengabaikan untuk berpijak pada prinsip kebenaran firman Tuhan, dan mengikuti kabar terpopuler, dapat mengusung kita ke dalam kekacauan.

Ketiga, Ayat 13: “Pada waktu itu angin sepoi-sepoi, bertiup dari selatan. Mereka menyangka bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta”

         Hal ketiga yang mebawa kita ke dalam suatu masalah adalah, karena kita bergantung kepada keadaan. 

         Perhatikan, bahwa ada angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan, dan para pelaut mengira apa yang mereka inginkan telah terpenuhi, karena keadaan tampak mendukung. Tetapi adalah tindakan yang keliru, dengan mengabaikan apa yang Allah katakan, sekalipun itu bertentangan dengan pengetahuan kita, dan menuruti situasi-situasi. Segala sesuatu mungkin tampak bagus, tetapi bila Anda mengikutinya, Anda baru akan sadar, setelah Anda benar-benar berada dalam masalah. Salomo mengerti kebenaran ini, sebab itu ia menasihati kita dengan berkata: “Ada jalan yang disangka orang,  lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Ams 14:12) 

       Para pelaut, mendapati diri mereka berada dalam badai, karena menyangka situasi dan keadaan dapat dipercaya, tetapi faktanya mereka salah.  Segala sesuatu dapat menipumu, kecuali Firman Allah. Jika Allah berkata: “Tunggu di pelabuhan, sebaiknya Anda tunggu, karena iblis juga dapat mengatur keadaan.

“Semua Firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.”. -Ams 30:5-
***
TUHAN YESUS MEMBERKATI
By: Ayub Melkior S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar